Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024 akan dipilih hari ini dalam rapat paripurna Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Pidato tersebut akan disampaikan oleh pasangan Prabowo-Gibran.
Rapat dijadwalkan pada Rabu, 24 April 2024 pukul 10.00 WIB di Kantor KPU yang berlokasi di Jakarta Pusat. Hasyim Asy’ari, Ketua KPU RI, akan langsung memimpin rapat tersebut.
“Pasca Sidang Pleno Terbuka Penetapan Paslon Terpilih, KPU akan memberikan kesempatan kepada Presiden dan Wakil Presiden Terpilih untuk menyampaikan pidatonya dalam Sidang Pleno tersebut,” kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik kepada wartawan.
KPU awalnya akan membacakan berita acara terkait pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden terpilih terlebih dahulu, menurut Idham. Ia melanjutkan membacakan Surat Keterangan (SK) Presiden dan Wakil Presiden terpilih setelahnya.
Baca Juga: Gibran Ucapkan Terimakasih Setelah dapatkan Selamat dari Anies dan Ganjar
Idham melanjutkan, setelah dibacakan, MPR, Presiden, Prabowo-Gibran, DPR, DPD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan partai politik peserta Pemilu 2024 akan menerima salinan ketetapan tersebut. Hal ini sesuai dengan PKPU Nomor 6 Tahun 2024 Pasal 8.
Sekadar diketahui, sidang paripurna ini berlangsung dua hari setelah sidang Mahkamah Konstitusi atas perkara perbedaan pendapat hasil pemilihan presiden (MK) 2024. MK menampik aduan yang dilayangkan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
Oleh karena itu, Prabowo-Gibran akan menjabat presiden dan wakil presiden pada tahun 2024 hingga 2029. Tanggal 20 Oktober 2024 adalah saat keduanya dilantik.
Setelah penantian dan perjuangan panjang melalui proses pemilihan yang demokratis, Prabowo-Gibran resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029.
Baca Juga: KPU Sahkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, 4.266 Polisi Siaga
Dalam pidato kemenangan yang akan disampaikan, diharapkan keduanya akan menguraikan visi serta komitmen mereka untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih maju dan inklusif.
Pidato Prabowo-Gibran tidak hanya menjadi momen penting dalam sejarah politik nasional, tetapi juga sebagai penegasan janji untuk menyatukan dan memulihkan negara pasca kontestasi pemilu yang sengit.
Keduanya diharapkan menunjukkan dedikasi mereka untuk bekerja bersama seluruh elemen bangsa dalam memperkuat demokrasi, meningkatkan kesejahteraan, dan mempererat persatuan di antara masyarakat yang beragam.